Selasa, 25 November 2014

Perkembangan Islam DI Pulau Bali

Bali merupakan salah satu kepulauan yang ada di Indonesia dan sebagai salah satu tempat parawisata yang sangat populer. Agama mayoritas yang terdapat di bali adalah agama hindu dengan kebudayaan yang masih sangat kental. Islam di bali merupakan agama minoritas dan kali ini akan kita simak bagaimana sejarah perkembangan islam di bali.

Menurut  Yudhis M Burhanuddin (2008), ada tiga fase masuknya Islam di Bali yaitu :

1. Fase pertama terjadi pada masa-masa Kerajaan Bali misalnya, pada masa-masa awal datangnya utusan Majapahit yang terus berlangsung pada masa pemerintahan Dalem Kresna Kepakisan sampai ke masa pemerintahan Dalem Waturenggong dan sesudahnya. Selain itu, kontak budaya pada masa-masa Kerajaan sesudah Kerajaan Klungkung pun masih terus terjadi misalnya, pada periode Kerajaan Badung.

2. Fase kedua terjadi pada masa-masa kolonial Belanda.

3. Fase ketiga, terjadi pada masa-masa setelah kemerdekaan sampai booming-nya sektor pariwisata hingga sekarang ini.

Dari ketiga fase tersebut fase pertamalah yang telah saya rangkum dari beberapa sumber

Sejarah Masuknya Islam di Bali

Masuknya agama Islam ke Bali dimulai sejak jaman kerajaan pada abad XIV berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, tidak merupakan satu-kesatuan yang utuh atau berkelompok-kelompok. “Sejarah masuknya Islam ke Pulau Dewata dengan latar belakang sendiri dari masing-masing komunitas Islam yang kini ada di Bali, Penyebaran agama Islam ke Bali antara lain berasal dari Jawa, Madura, Lombok dan Bugis. Masuknya Islam pertama kali ke Pulau Dewata lewat pusat pemerintahan jaman kekuasaan Raja Dalem Waturenggong yang berpusat di Klungkung pada abad ke XIV.
   
Raja Dalem Waturenggong yang berkuasa selama kurun waktu 1480-1550, ketika berkunjung ke Kerajaan Majapahit di Jawa Timur dan sekembalinya beliau diantar oleh 40 orang pengawal yang beragama Islam. Ke-40 pengawal tersebut akhirnya diizinkan menetap di Bali, tanpa mendirikan kerajaan tersendiri seperti halnya kerajaan Islam di pantai utara Pulau Jawa pada masa kejayaan Majapahit.  Para pengawal muslim itu hanya bertindak sebagai abdi dalam kerajaan Gelgel menempati satu pemukiman dan membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Gelgel, yang kini merupakan tempat ibadah umat Islam tertua di Pulau Dewata. 

H. Mulyono, mantan asisten sekretaris daerah Bali itu menambahkan, hal yang sama juga terjadi pada komunitas muslim yang tersebar di Banjar Saren Jawa di wilayah Desa Budakeling, Kabupaten Karangasem, Kepaon, kelurahan Serangan (Kota Denpasar), Pegayaman (Buleleng) dan Loloan (Jembrana). Masing-masing komunitas itu membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menjadi satu kesatuan muslim yang utuh. Demikian pula dalam pembangunan masjid sejak abad XIV hingga sekarang mengalami akulturasi dengan unsur arsitektur tradisional Bali atau menyerupai stil wantilan.

Akulturasi dua unsur seni yang diwujudkan dalam pembangunan masjid menjadikan tempat suci umat Islam di di Bali tampak beda dengan bangunan masjid di Jawa maupun daerah lainnya di Indonesia. “Akulturasi unsur Islam-Hindu yang terjadi ratusan tahun silam memunculkan ciri khas tersendiri, unik dan menarik,” tutur Haji Mulyono.

Tengoklah desa-desa muslim yang ada di Bali, seperti Pegayaman (Buleleng), Palasari, Loloan dan Yeh Sumbul (Jembrana) dan Nyuling (Karangasem). Atau, kampung muslim di Kepaon Kota Denpasar.

Kehidupan di sana tak ubahnya seperti kehidupan di Bali pada umumnya. Yang membedakan hanya tempat ibadah saja. Bahkan di Desa Pegayaman, karena letaknya di pegunungan dan tergolong masih agraris, semua simbol-simbol adat Bali seperti subak, seka, banjar, dipelihara dengan baik. Begitu pula nama-nama anak mereka, Wayan, Nyoman, Nengah, Ketut tetap diberikan sebagai kata depan yang khas Bali.

Penduduk kampung ini konon berasal dari para prajurit Jawa atau kawula asal Sasak dan Bugis beragama Islam yang dibawa oleh para Raja Buleleng, Badung dan Karangasem pada zaman kerajaan Bali.

Orang-orang muslim di Kepaon adalah keturunan para prajurit asal Bugis. Kampung yang mereka tempati sekarang merupakan hadiah raja Pemecutan. Bahkan, hubungan warga muslim Kepaon dengan lingkungan puri (istana) hingga sekarang masih terjalin baik.

Beberapa gesekan pernah terjadi diantara warga muslim Kepaon dengan warga asli bali , Raja Pemecutan turun tangan membela mereka. “Mereka cukup disegani. Bahkan, jika ada masalah-masalah dengan komunitas lain, Raja Pemecutan membelanya,” ujar Shobib, aktivis Mesjid An Nur.

Di Denpasar, komunitas muslim dapat dijumpai di Kampung Islam Kepaon, Pulau Serangan dan Kampung Jawa. mayoritas Kampung Kepaon dan Serangan dihuni warga keturunan Bugis.
Konon, nenek moyang mereka adalah para nelayan yang terdampar di Bali. Ketika terjadi perang antara Kerajaan Badung dengan Mengwi, mereka dijadikan prajurit. Setelah mendapat kemenangan, kemudian diberi tanah oleh sang Raja.

Keberadaan ummat islam yang sudah ratusan tahun di bali sedikit banyak memberikan ciri khas tersendiri, misalnya sebagian warga muslim menambahkan nama khas Bali pada anak-anak mereka seperti Wayan, Made, Nyoman dan Ketut, jadi tidaklah sesuatu yang ganjil apabila kita menemukan nama seperti Wayan Abdullah, atau Ketut Muhammad misalnya. Tetapi ini hanya dalam tataran budaya. Untuk idiom-idiom yang menyangkut agama, mereka tidak mau kompromi. mereka  tetap menjaga nilai-nilai syari'at islam secara utuh. 

Gelombang Muslim yang terjadi saat Belanda (VOC) berhasil menguasai Makassar pada tahun 1667 M. di bawah tekanan Belanda, penduduk Makassar banyak melarikan diri meninggalkan pulau Sulawesi. Salah satu tujuan pelarian adalah pulau Bali. Etnis Bugis tersebut mendarat pertama kali di Air Kuning, yang saat itu masih jarang penduduknya. Hingga pada akhirnya, atas ijin dari Penguasa kerajaan Jembrana kala itu I Gusti Ngurah Pancoran, jadilah Air Kuning sebagai perkampungan Islam pertama di Jembrana. Baru kemudian pada sekitar abad ke 18 M datang rombongan Muslim melayu pontianak yang dipimpin Syarif Abdullah bin Yahya Al-Qodary, yang nantinya menjadi cikal bakal keberadaan kampung Islam Loloan.

Dalam gelombang selanjutnya, pasca kemerdekaan seiring dengan pesatnya kemajuan industri pariwisata, banyak penduduk Muslim Jawa, Madura dan Lombok, yang mengadu nasib ke pulau Bali ini. ini terjadi karena minimnya lapangan pekerjaan di daerah asal, yang pada tahun-tahun berikutnya sampai saat ini, terus mengalami peningkatan penduduk pendatang Muslim dari berbagai daerah di Indonesia.

Dulunya, kontak budaya fase pertama dan fase kedua tidak terlalu menjadi persoalan. Ini tentu berbagai faktor diantaranya ruang-ruang yang ada, baik sosial-politik maupun ekonomi masih lapang. Akan tetapi, dalam atmosfir kontak etnik-kultur dan religi fase ketiga ini persoalan struktural (sosial-politik dan ekonomi) menjadi penting. Sedikit banyaknya, semua ini memicu reaksi (sebagian) orang Bali. (Yudhis M Burhanuddin, 2008)

Karantinaisasai

Berbeda dengan perkembangan masuknya Islam di jawa, yang sejak awal motif kedatangan Islam di jawa memang dakwah untuk Islamisasi, para pendakwahnya yang dikenal dengan sebutan Walisongo. Walisongo merupakan istilah bagi perkumpulan Dewan para Ulama terkemuka saat itu, yang dengan perlahan namun pasti, dapat melakukan Islmisasi dengan rapi dan terorganisir. Sehingga dalam bentangan waktu yang relatif tidak terlalu lama, pulau Jawa dapat diIslamkan secara menyeluruh. Cara yang ditempuh para Walisongo dengan dua cara, gerakan kultural dan gerakan politik.

Di bali, penyebaran Islam tidak terorganisir layaknya di Jawa. Keberadaan Islam di Bali, para tokoh-tokoh Muslim kala itu tidak pernah melakukan komunikasi antar daerah. Semisal tokoh Muslim yang ada di Jembrana tidak pernah melakukan komunikasi dengan Muslim di Buleleng, Badung, Karangasem, dan kantong-kantong Muslim seluruh Bali. Hal inilah yang mungkin bagi keberadaan Islam di Bali, yang telah ratusan tahun ada di Bali, tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Salah satu sebabnya karena penyebaran Islam di Bali hanya menggunakan satu cara, yakni dengan penyebaran Islam secara kultural.

Para Penguasa di berbagai kerajaan di Bali saat itu menerapkan politik Karantinaisasi bagi penduduk Islam. Ada beberapa alasan kenapa Raja-Raja menerapkan politik karantinaisasi, yakni: pertama, mencegah timbulnya konflik antara orang Islam dan orang Bali yang disebabkan oleh latar belakang perbedaan Agama dan kebudayaan. Kedua, meminimalisir kemungkinan adanya Islamisasi yang dilakukan oleh orang Islam terhadap orang Bali. Ketiga, memberikan rasa aman secara sosiologis, kultural, keagamaan, dan psikologis sebab dalam perkampungan yang berpola karantinaisasi mereka dapat mengembangkan identitasnya secara bebas tanpa didominasi maupun dihegomoni oleh etnik Bali. Keempat, etnik Bali Hindu yang ada di sekitarnya bisa mempertahankan identitasnya, tanpa ada perasaan dirongrong oleh orang Islam. (Nengah Bawa Atmajda, 2010)

Secara tidak langsung, dengan penerapan politik karantinaisasi, benturan konflik antar agama dapat dihindari, sehingga muncul istilah Nyamaslam, sebutan orang Hindu Bali kepada penduduk Islam, yang menganggap orang Islam adalah saudara, bukan musuh

Sabtu, 22 November 2014

Stand Up Comedy

Pelawak tunggal
Ben Elton, seorang pelawak tunggal
Inggris.
Lawakan tunggal atau komedi
tunggal[1] (bahasa Inggris : Stand-
up comedy , harfiah "komedi
berdiri"), adalah salah satu genre
profesi melawak yang pelawaknya
membawakan lawakannya di atas
panggung seorang diri, biasanya di
depan pemirsa langsung, dengan
cara bermonolog mengenai sesuatu
topik. Orang yang melakukan
kegiatan ini disebut pelawak
tunggal (bahasa Inggris: stand-up
comedian ), komik, atau komik
berdiri (komik tunggal). Lawakan
mereka biasanya direkam dan
kemudian dijual menjadi melalui
DVD, internet, atau televisi.
Komedi tunggal biasanya dilakukan
oleh satu orang (ada juga yang
berbentuk grup), membawakan
materi yang original atau dibuat
sendiri (ada juga yang
membawakan lawakan umum), dan
biasanya dilakukan di kafe - kafe .
Orang yang melakukannya
dinamakan Stand Up Comedian,
Stand Up Comic, atau hanya disebut
Comic. Biasanya para Comic
membawakan materi mereka
dengan gaya monolog, walaupun
ada beberapa jurus yang
mengharuskan mereka berinteraksi
dengan penonton.
Genre ini biasanya dibandingkan
dengan lawakan berkelompok (grup
lawak), seperti grup Srimulat dan
Warkop DKI dari Indonesia, atau
Monty Python dari Inggris .
Format materi
Lawakan yang dibawakan oleh para
pelawak tunggal biasanya mereka
buat sendiri. Materi Stand Up
Comedy harus berformat set up &
punch atau boleh menggunakan
format lain seperti rule of three .
Set up
Set up adalah bagian yang tidak lucu
dari sebuah lawakan ( bit) yang
berfungsi untuk memancing
penonton agar mereka penasaran.
Saat mendengarkan set up suatu bit ,
penonton memikirkan kisah
pertama, yaitu bayangan atau
pikiran penonton mengenai set up
suatu bit.
Contoh set up:
" Saya ini suka sekali beli sepatu ...
"
Punch
Punch adalah bagian yang lucu dari
sebuah bit. Punch berfungsi untuk
menyodorkan kejutan kepada
penonton. Saat mendengarkan
punch suatu bit , penonton
memikirkan kisah kedua, yaitu
bayangan atau pikiran penonton
menganai punch suatu bit.
Contoh punch:
" ... karena di mana-mana beli
sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri
dapat juga yang kanan. "
Contoh lengkap suatu bit:
"Saya ini suka sekali beli sepatu
karena di mana-mana beli sepatu itu
beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat
juga yang kanan.
R ule of three
Rule of three yaitu format suatu bit
yang memberi tiga contoh sesuatu,
tetapi contoh yang ketiga adalah
punch.
Contoh rule of three :
" Setiap kali bertemu perempuan
saya selalu ingin memandangi,
memeluk, ... "
Punch-nya:
" ... lalu menamparnya."
Prinsip pelawak tunggal
Jangan mencoba menjadi lucu
Maksudnya yaitu biarlah penonton
menertawakan materi yang
dibawakan, bukan menertawakan
pelawaknya. Jadi pelawak tunggal
tidak boleh melucu-lucukan dirinya
seperti memakai pakaian yang
aneh, berlagak latah, gagap, dan
sebagainya.
Jangan menceritakan lawakan
basi
Maksudnya yaitu pelwak tunggal
tidak boleh membawakan materi
lawakan yang sudah umum atau
sudah pernah didengar orang
banyak. Jadi pelawak tunggal harus
membawakan pelawak tunggal
kodian.
Jangan bercerita bertele-tele
Maksudnya yaitu pelawak tunggal
tidak boleh membawakan lawakan
yang terlalu panjang seperti cerita.
Jadi pelawak tunggal harus
membawakan lawakan yang singkat
saja.
Seriuslah
Maksudnya yaitu pelawak tunggal
yang tampil harus terlihat serius,
tidak melakukan ekspresi atau
mimik kaku dan canggung yang
tidak menarik penonton.
Santai
Seorang pelawak tunggal harus
santai, karena dengan begitu ia
akan membawakan materinya
dengan lebih mudah.
Pelawak tunggal
berkelompok
Lawakan yang dilakukan oleh
sekelompok pelawak tunggal yang
saling berinteraksi. Metode ini
sangat berbeda dengan grup lawak
pada umumnya. Dalam pelawak
tunggal berkelompok, setiap
anggota kelompok harus
membawakan lengkap satu bit atau
boleh lebih. Lalu anggota yang
lainnya juga membawakan bit
berikutnya yang berkesinambungan
dengan bit yang dibawakan oleh
anggota sebelumnya. Pembagian bit
ini juga harus berkeseimbangan.
Ini berbeda dengan grup lawak yang
harus ada anggota yang memancing
anggota lainnya agar bisa
menimbulkan tawa. Dalam pelawak
tunggal berkelompok, setiap
anggota harus bisa menimbulkan
tawa tanpa harus dipancing olehi
anggota lainnya. Kesulitan dalam
pelawak tunggal berkelompok
tergolong tinggi untuk dapat berbeda
dengan grup lawak pada umumnya,
sehingga jarang ditemui pelawak
tunggal berkelompok di Indonesia.
Model seperti ini mulai diterapkan
dalam Indonesia Lawak Klub.
Pelawak tunggal terkenal
Amerika Serikat
Woody Allen
Chris Rock
Lenny Bruce
Jim Carrey
Jerry Seinfeld
Bill Cosby
Steve Martin
Rodney Dangerfield
Indonesia
Raditya Dika
Dodit Mulyanto
Mongol
Ernest Prakasa
Pandji Pragiwaksono
Ge Pamungkas
Ryan Adriandhy
Pras Teguh
Gilang Bhaskara
Boris Bokir
Insan Nur Akbar
Jui Purwoto
Budi Kusumah
Mo Sidik
Asep Suaji
Topenk
Kemal Palevi
Babe Cabita
Fico

Sumber : wikipedia.org

Kamis, 20 November 2014

Kelebihan iPhone 6

Tak mau kalah dengan pesaingnya, Apple akhirnya meluncurkan iPhone berlayar lebar. iPhone 6 berlayar 4,7 inci dan iPhone 6 Plus memiliki layar 5,5 inci. "Dua ponsel ini adalah yang terbaik yang pernah kami buat," kata CEO Apple Tim Cook saat peluncuran di Cupertino, California, Selasa, 9 September 2014.
Dua ponsel anyar ini berbeda dengan iPhone sebelumnya, baik dari segi desain maupun teknologi. Berikut ini spesifikasinya yang dirangkum dari situs NBC News, Rabu, 10 September 2014. Prosesor yang digunakan iPhone 6 dan iPhone 6 Plus adalah A8 yang diklaim 25 persen lebih cepat dibandingkan prosesor iPhone terdahulu. Baterainya pun disebutkan memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan iPhone 5S.

Teknologi yang digunakan pada layarnya adalah Retina full high-definition (Full HD) dengan resolusi 1.920 x 1.080 piksel. Ini lebih tinggi dibandingkan pendahulunya, yang layarnya menampilkan resolusi 1.334 x 750 piksel.

Pada iPhone 6, ketebalannya 6,8 milimeter. Sedangkan iPhone 6 Plus memiliki ketebalan 7,1 milimeter. Keduanya lebih tipis dibandingkan iPhone 5S, yang ketebalannya 7,6 milimeter.

Fitur Face Time pada kameranya menghasilkan gambar dan video berkualitas HDR. Ini tentu saja memudahkan orang yang gemar selfie. Selanjutnya adalah konektivitas yang ditunjang oleh near field communication (NFC). Fitur ini terhubung dengan sistem pembayaran bernama Apple Pay.

Apple menyebutkan iPhone 6 dan iPhone 6 Plus dapat dipesan mulai 12 September. Adapun pengapalannya secara global dimulai pada 19 September 2014.

sumber :  http://www.tempo.co

Sup Pokcoy Jamur Enoki

Bahan-bahan/bumbu-bumbu:
200 gram pokcoy, potong-potong
100 gram jamur enoki, suwir kasar
1 buah tofu ukuran kecil, belah 2 panjang, potong 1cm
5 buah bakso ikan, belah 2
3 siung bawang putih, cincang
2 sendok teh kecap asin jepang
2 sendok teh garam
1/4 sendok teh merica
1.500 ml kaldu udang
2 batang daun bawang kecil, iris halus
1 sendok teh minyak wijen
1 sendok makan minyak goreng untuk menumis


Cara membuat sup pokcoy jamur enoki:
  1. Panaskan minyak, tumis bawang putih hingga harum.
  2. Tuang kaldu udang. Masak hingga mendidih. Masukkan pokcoy, bakso, kecap asin, garam, dan merica. Aduk rata.
  3. Tambahkan tofu dan jamur enoki masak hingga matang.
  4. Masukkan daun bawang dan minyak wijen menjelang diangkat. Aduk rata.

Untuk 5 porsi

Resep Masakan Mujair Kuah Bening

Bahan

Cara membuat ikan mujair kuah bening

  1. Tumis bumbu irisan sampai harum,Tambahkan air dan ikan mujair
  2. Masak sampai matang, Tambahkan daun kemangi, seledri , 
  3. Masak sebentar, angkat dari api, resep ikan mujair kuah bening siap dihidangkan

Resep Masakan Nasi Goreng Kambing


bahan nasi goreng kambing spesial

  • 1 piring nasi putih
  • 50 gram daging kambing, rebus lunak,potong kasar
  • 1 Butir telur, kocok lepas
  • 2 siung bawang putih , cincang
  • 4 butir bawang merah
  • 1 buah cabai merah
  • 1 tangkai daun bawang
  • 1 sendok makan kecap manis
  • mnyak secukupnya untuk menumis

Bumbu nasi goreng


  • Garam 
  • merica secukupnya
nasi goreng

cara membuat nasi goreng kambing


  1. Sisapkan semua bahan bahan nasi goreng Tumis bawang putih, bawang merah sampai harum, beri bumbu nasi goreng , masak sebentar
  2. Tambahkan cabai merah, dan daun bawang ,daging kambing, nasi putih
  3. Masak sampai nasi panas, sisihkan  ke tepi wajan.
  4. Masukan telur di tengah, aduk aduk sampai telur mulai matang, Campur dengan  nasi
  5. goreng sampai telur matang 
  6. Angkat dari api nasi goreng siap di hidangkan

10 Kadal Unik

1. Frilled Lizard

Frilled Lizard tinggal di Australia dan Papua Nugini. Kadal ini mempunyai kulit yang dapat dibuka dan dilipat yang terletak diantara kepala dan leher. Kulit tersebut ditopang oleh duri panjang tulang rawan yang tersambung ke tulang rahang. Ketika kadal merasa takut, mulutnya akan menganga, dan menunjukan lapisan kulit cerah merah muda atau kuning, Reaksi ini sering digunakan untuk mencegah predator atau selama masa kawin.
2. Short Horned
Kadal Short Horned adalah kadal kecil yang dapat ditemukan di Amerika Utara. Tidak seperti kadal lainnya, kadal ini sering kali disebut “Kodok bertanduk” atau “Horny Toad” karena keliru dengan bentuk tubuhnya yang menyerupai hewan tersebut, namun bukan kodok sama sekali. Ia adalah reptil, bukanlah amphibi. Yang mana salah satu dari lima spesies kadal yang terdapat di Kanada.
3. Slow Worm
Meskipun terlihat seperti ular, Slow Worm sebenarnya adalah kadal tanpa kaki. Seperti semua kadal lainnya, kadal ini memiliki sistem pertahanan diri, yaitu mereka memiliki kemampuan untuk melepaskan ekornya untuk menghindari predator. Mereka bisa menumbuhkan kembali ekornya, namun jarang sekali tumbuh ke panjang semula.
4. Kadal Armadillo
Armadillo Lizard akan menggigit ekor mereka dan menggulung tubuhnya hingga berbentuk bulat ketika mereka merasa terancam. Mereka juga dapat bersembunyi di antara celah-celah batu. Kadal ini dilindungi seperti kebanyakan spesies reptil lainnya di Afrika Selatan.
5. Cekibar (Indonesia)
Salah satu reptil yg unik adalah cekibar. Cekibar juga dikenal dengan julukan “cecak terbang” atau “naga terbang” (flying dragon) di wilayah Barat karena mereka memiliki kemampuan untuk “terbang”. Mereka ditemukan di seluruh wilayah Asia Tenggara & di Indonesia
6. Satanic Leaf-tailed
Satanic Leaf-tailed adalah spesies tokek pulau Madagaskar. Ciri khasnya adalah bagian tubuh yang mirip dengan daun layu terutama pada bagian ekornya. Ini berguna untuk mengecoh pandangan dari para pemangsa mereka.
7. Komodo (Indonesia)
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang 2-3 m yang hanya hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
8. Kadal Basilisk
Kadal ini mempunyai tubuh yang ringan dan mempunyai telapak kaki yang lebar, sehingga dia sanggup untuk “berjalan” di atas air selama ia bergerak cukup cepat. Bagi seukuran kadal ini, dibutuhkan kecepatan sekitar 10 kilometer per jam untuk dapat berjalan diatas air. Namun untuk ukuran manusia, kecepatan yang dibutuhkan adalah sekitar 400 mil per-jam agar dapat melakukannya.
9. Thorny Devil
Panjang tubuh thorny devil mencapai 4-6 cm. kadal ini tidak mempunyai santapan khusus. mereka memakan beberapa spesies semut dan yang paling disukainya adalah semut Iridomyrex yang kecil-kecil. rata-rata mereka memakan 24-25 semut setiap menitnya.
kadal thorny devil dapat menghirup air melalui kakinya. kadal yang berasal dari padang pasir Australia yang gersang ini memperlihatkan kemampuannya menyerap air ke mulut melalui saluran-saluran di antara sisiknya. para ilmuan berharap mampu meniru mekanisme tersebut untuk mengembangkan teknologi pengumpulan air bagi daerah-daerah kering.
10. Brookesia Minima
Brookesia Minima adalah bunglon terkecil di dunia, panjang tubuh maksimumnya hanya mencapai 30 mm. Kadal kecil ini dapat ditemukan di hutan Madagaskar.
Brookesia minima memangsa serangga-serangga kecil. Bila merasa terancam, bunglon ini akan pura-pura mati dan berupaya menyerupai daun jatuh.
Cara termudah untuk menemukannya adalah mencari di malam hari ketika mereka sedang tidur di semak-semak daun kecil.

Bluetooth

clip_image002Kita seringkali suka menggunakan Bluetooth, tapi ada yang tau ga Bluetooth itu apa dan fungsinya untuk apa aja? Untuk posting ini admin akan mengulas tentang Bluetooth dan fungsi atau kegunaanya.
Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi juga (Personal Arena Network/PDA) tanpa kabel, bluetooth menghubungkan dan dipakai untuk melakukan tukar menukar informasi di antara peralatan-peralatan elektronik.
Spesifikasi dari peralatan bluetooth dikembangkan dan di distribusikan oleh Bluetooth Special Interest Group (B-SIG) dan dipromotori oleh Ericson,IBM, Intel, Nokia, Tosiba, 3com, Lucen tecnologis, Microsoft, dan Motorola.
Nama bluetooth berasal dari nama raja Denmark yang bernama Harald Blatand (Abad 10) yang telah berhasil menyatukan suku-suku yang sebelumnya berperang diwilayah Skandinavia (Swedia, Filandia, Denmark, Norwegia) sedangkan logo bluetooth berasal dari penyatuan 2 huruf jerman yang analog yaitu huruf A dan B.
Bluetooth adalah teknologi komunikasi wirelees (tanpa kabel) yang beroperasi pada 2,4 GHz, unlicense ISM (Indrustrial, Scientifik, dan Medical) dengan menggunakan frequency hopping transleiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara realtime antara perangkat bluetooth dengan jarak jangkauan yang terbatas (±10M / 30 kaki), aplikasi-aplikasi yang disediakan layanan bluetooth.
Penggunaan Bluetooth
  • PC to PC File Transfer.
  • PC to PC File Synchonization.
  • PC to PC Mobile Phone.
  • Wirelees Headseat.
Lan Connection
Perangkat pengguna Bluetooth
  • - Handphone.
  • - Camera digital.
  • - Personal computer (PC).
  • - Printer.
  • - Headseat.
  • - Dan elektronik lainnya.
Kelebihan system bluetooth
  1. Dapat menembus berbagai rintangan seperti dinding, kotak, dsb. Walaupun jaraknya hanya 10 M.
  2. Tidak memerlukan kabel atau kawat.
  3. Dapat me-singkronisasi data dari HP ke Komputer.
  4. Dapat digunakan sebagai perantara modem.
Kekurangan system bluetooth
  1. Menggunakan frekuensi yang sama dengan gelombang WiFi.
  2. Jika terlalu banyak koneksi bluetooth dalam satu ruangan sulit untuk menemukan penerima yang diharapkan.
  3. Banyak mekanisme keamanan yang harus diperhatikan untuk mencegah kegagalan pengiriman atau penerimaan informasi.
  4. Banyak beredar virus-virus yang disebarkan melalui bluetooth dari handphone.

Sabtu, 15 November 2014

Serangga Terunik di Dunia

Serangga adalah hewan-hewan mungil namun menyimpan beraneka ragam keunikan. Serangga adalah hewan dengan spesies terbanyak di dunia. Berikut 10 serangga pemegang rekor di dunia:

1. Serangga Paling Cantik: Sunset Moth from Malagasy
http://hermawayne.blogspot.com
sayap serangga ini sebenarnya tidak memiliki pigmentasi apapun. Warna yang muncul di sayapnya berasal dari refraksi cahaya dari pita-pita mikro pada sayapnya. Serangga ini aktif pada siang hari, ketika serangga dari family yang sama aktif pada malam hari. Mereka berasal dari Madagascar dan Amerika Selatan, dan sayapnya berganti warna dari biru ke hijau keemasan dan lalu ke warna kuning ketika dilihat dari sisi yang berbeda.

2. Semut Paling Berbahaya: Black Bulldog Ant of Australia
http://hermawayne.blogspot.com
Secara literatur, semut ini diketahui pernah membunuh manusia. Serangga ini merupakan jenis yang paling primitif dari semua semut dan sangat agresif. Panjangnya sekitar 1 inchi dan dapat tumbuh hingga 2 inchi. Sesuai namanya, semut ini hanya ditemukan di Australia dan gerakannya pun sangat cepat.

3. Serangga Terbang Tercepat: Horse Fly
http://hermawayne.blogspot.com
Serangga ini dapat terbang dengan kecepatan 90 MPH (miles per hour). Ia juga memiliki manuver yang sangat baik di udara. Ia dapat berbelok dan berganti arah dengan kecepatan cahaya. Ia juga memiliki mata yang sangat besar, dan dapat melihat dengan sudut hampir 360 derajat.

4. Serangga Terberat: Goliath Beetle
http://hermawayne.blogspot.com
Serangga ini berasal dari keluarga scarab beetle, dan suka memakan tanaman mati. Ia memiliki panjang 2 hingga 4,3 inchi dan berat sekitar 3 hingga 3,5 oz (sekitar 28,35 gram). Mereka memainkan peran penting dalam ekosistem sebagai dekomposer.

5. Serangga Paling Mengganggu: No-See-Um
http://hermawayne.blogspot.com
Serangga ini merupakan lalat yang sangat kecil yang berkumpul dalam sebuah kelompok dan terbang dalam arah yang tidak jelas. Mereka dapat melewati celah-celah pintu atau jendela. Mereka biasanya hidup di tempat yang ada sumber airnya. Hanya yang betina yang menggigit dan menghisap darah, dengan tujuan mendapatkan protein untuk membesarkan telur-telurnya.

6. Serangga Terpanjang: Giant Stick Insect
http://hermawayne.blogspot.com
Panjangnya sekitar 163 mm, dan jika dihitung ketika kakinya semua terentang, panjangnya menjadi 295 mm. Pada beberapa kasus, panjangnya bisa mencapai 20 inchi. Ada lebih dari 3.000 spesies dari serangga ini yang ditemukan, dan beberapa dari mereka memiliki sayap dan dapat terbang.

7. Serangga Ternyaring: Brevisana brevis
http://hermawayne.blogspot.com
Spesies jangkrik ini bunyinya dapat terdengar hingga 1 mil jauhnya. Pada jarak dekat, bunyinya dapat mencapai 120 dB. Sebagai pembanding, musik pada diskotik ‘hanya’ berukuran 100 dB.

8. Serangga dengan Bentuk Teraneh: Thorn Bug
http://hermawayne.blogspot.com
Ukuran dan warna serangga ini sangat bervariasi, namun biasanya, serangga dewasa berukuran tinggi sekitar 0,5 inchi dan berwarna hijau. Mereka ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan, Meksiko, dan Florida Selatan.

9. Serangga dengan Waktu Hidup Terlama: Queen of Termites
http://hermawayne.blogspot.com
Serangga ini diketahui telah hidup selama 50 tahun. Mereka telah ada di bumi sejak 200 juta tahun yang lalu. Serangga ini memakan kayu-kayu kering dan menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah dibanding kebakaran dan badai. Ratunya dapat menelurkan 5.000–7.000 butir telur per hari.

10. Serangga Paling Merusak: Desert Locus
http://hermawayne.blogspot.com
Jika rayap seperti di atas menyebabkan banyak kerusakan pada rumah, itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kerusakan yang dihasilkan oleh Desert Locus. Mereka masing-masing makan dengan ukuran yang sama dengan berat tubuhnya. Mereka memakan hampir semua jenis sayuran, dedaunan, bunga, padi, buah, dan biji-bijian. Tahun 2003-2005 merupakan periode penyerangan desert locus paling buruk di Afrika Barat. Mereka telah menginvasi lebih dari 20 negara, dan biaya yang telah dikeluarkan untuk memerangi mereka melebihi $400 juta. Kerusakan yang dihasilkan pada perkebunan bernilai lebih dari $2,5 milyar.

Kerajaan Sriwijaya

Tidak terdapat catatan lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia; masa lalunya yang terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia modern yang mendengar mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Perancis George Cœdès mempublikasikan penemuannya dalam surat kabar berbahasa Belanda dan Indonesia.[8] Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap "San-fo-ts'i", sebelumnya dibaca "Sribhoja", dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno merujuk pada kekaisaran yang sama.[9]
Selain berita-berita diatas tersebut, telah ditemukan oleh Balai Arkeologi Palembang sebuah perahu kuno yang diperkirakan ada sejak masa awal atau proto Kerajaan Sriwijaya di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.[10] Sayang, kepala perahu kuno itu sudah hilang dan sebagian papan perahu itu digunakan justru buat jembatan. Tercatat ada 17 keping perahu yang terdiri dari bagian lunas, 14 papan perahu yang terdiri dari bagian badan dan bagian buritan untuk menempatkan kemudi.[10] Perahu ini dibuat dengan teknik pasak kayu dan papan ikat yang menggunakan tali ijuk. Cara ini sendiri dikenal dengan sebutan teknik tradisi Asia Tenggara. Selain bangkai perahu, ditemukan juga sejumlah artefak-artefak lain yang berhubungan dengan temuan perahu, seperti tembikar, keramik, dan alat kayu.[10]
Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme Belanda.[8]
Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Pali, kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebutnya Zabaj[11] dan Khmer menyebutnya Malayu. Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit ditemukan.[2] Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang adanya 3 pulau Sabadeibei yang kemungkinan berkaitan dengan Sriwijaya.[6]
Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang), tepatnya di sekitar situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.[2] Pendapat ini didasarkan dari foto udara tahun 1984 yang menunjukkan bahwa situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air, yaitu jaringan kanal, parit, kolam serta pulau buatan yang disusun rapi yang dipastikan situs ini adalah buatan manusia. Bangunan air ini terdiri atas kolam dan dua pulau berbentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang, serta jaringan kanal dengan luas areal meliputi 20 hektare. Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktifitas manusia.[12] Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang),[6] dengan catatan Malayu tidak di kawasan tersebut, jika Malayu pada kawasan tersebut, ia cendrung kepada pendapat Moens,[13] yang sebelumnya juga telah berpendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (provinsi Riau sekarang), dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing,[14] serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus).[15] Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah sekarang).[6]

Masa keemasan

Kemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim. Mengandalkan hegemoni pada kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai, serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya.[50]
Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam,[2] dan Filipina.[51] Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.
Berdasarkan sumber catatan sejarah dari Arab, Sriwijaya disebut dengan nama Sribuza. Pada tahun 955 M, Al Masudi, seorang musafir (pengelana) sekaligus sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya. Dalam catatan itu, digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang kaya raya, dengan tentara yang sangat banyak. Disebutkan kapal yang tercepat dalam waktu dua tahun pun tidak cukup untuk mengelilingi seluruh pulau wilayahnya. Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, kayu cendana, pala, kapulaga, gambir dan beberapa hasil bumi lainya.[52]
Catatan lain menuliskan bahwa Sriwijaya maju dalam bidang agraris. Ini disimpulkan dari seorang ahli dari Bangsa Persia yang bernama Abu Zaid Hasan yang mendapat keterangan dari Sujaimana, seorang pedagang Arab. Abu Zaid menulis bahwasanya Kerajaan Zabaj (Sriwijaya -sebutan Sriwijaya oleh bangsa Arab pada masa itu-) memiliki tanah yang subur dan kekuasaaan yang luas hingga ke seberang lautan.[11]
Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara sepanjang abad ke-10, akan tetapi pada akhir abad ini Kerajaan Medang di Jawa Timur tumbuh menjadi kekuatan bahari baru dan mulai menantang dominasi Sriwijaya. Berita Tiongkok dari Dinasti Song menyebut Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dengan nama San-fo-tsi, sedangkan Kerajaan Medang di Jawa dengan nama Cho-po. Dikisahkan bahwa, San-fo-tsi dan Cho-po terlibat persaingan untuk menguasai Asia Tenggara. Kedua negeri itu saling mengirim duta besar ke Tiongkok. Utusan San-fo-tsi yang berangkat tahun 988 tertahan di pelabuhan Kanton ketika hendak pulang, karena negerinya diserang oleh balatentara Jawa. Serangan dari Jawa ini diduga berlangsung sekitar tahun 990-an, yaitu antara tahun 988 dan 992 pada masa pemerintahan Sri Cudamani Warmadewa.[53]
Pada musim semi tahun 992 duta Sriwijaya tersebut mencoba pulang namun kembali tertahan di Champa karena negerinya belum aman. Ia meminta kaisar Song agar Tiongkok memberi perlindungan kepada San-fo-tsi. Utusan Jawa juga tiba di Tiongkok tahun 992. Ia dikirim oleh rajanya yang naik takhta tahun 991. Raja baru Jawa tersebut adalah Dharmawangsa Teguh.[53]
Kerajaan Medang berhasil merebut Palembang pada tahun 992 untuk sementara waktu, namun kemudian pasukan Medang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Sriwijaya. Prasasti Hujung Langit tahun 997 kembali menyebutkan adanya serangan Jawa terhadap Sumatera. Rangkaian serangan dari Jawa ini pada akhirnya gagal karena Jawa tidak berhasil membangun pijakan di Sumatera. Menguasai ibu kota di Palembang tidak cukup karena pada hakikatnya kekuasaan dan kekuatan mandala Sriwijaya tersebar di beberapa bandar pelabuhan di kawasan Selat Malaka. Maharaja Sriwijaya, Sri Cudamani Warmadewa, berhasil lolos keluar dari ibu kota dan berkeliling menghimpun kekuatan dan bala bantuan dari sekutu dan raja-raja bawahannya untuk memukul mundur tentara Jawa. Sriwijaya memperlihatkan kegigihan persekutuan mandalanya, bertahan dan berjaya memukul mundur angkatan laut Jawa.[53]
Sri Cudamani Warmadewa kembali memperlihatkan kecakapan diplomasinya, memenangi dukungan Tiongkok dengan cara merebut hati Kaisarnya. Pada tahun 1003, ia mengirimkan utusan ke Tiongkok dan mengabarkan bahwa di negerinya telah selesai dibangun sebuah candi Buddha yang didedikasikan untuk mendoakan agar Kaisar Tiongkok panjang usia. Kaisar Tiongkok yang berbesar hati dengan persembahan itu menamai candi itu cheng tien wan shou dan menganugerahkan genta yang akan dipasang di candi itu.[54] (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus).[15]
Serangan dari Medang ini membuka mata Sriwijaya betapa berbahayanya ancaman Jawa, maka Maharaja Sriwijaya pun menyusun siasat balasan dan berusaha menghancurkan Kerajaan Medang. Sriwijaya disebut-sebut berperan dalam menghancurkan Kerajaan Medang di Jawa. Dalam prasasti Pucangan disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya, yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur, di mana Haji Wurawari dari Lwaram yang merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Dharmawangsa Teguh.[6][49]

Masa penurunan

Tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, raja dari dinasti Chola di Koromandel, India selatan, mengirim ekspedisi laut untuk menyerang Sriwijaya. Berdasarkan prasasti Tanjore bertarikh 1030, Kerajaan Chola telah menaklukan daerah-daerah koloni Sriwijaya, seperti wilayah Nikobar dan sekaligus berhasil menawan raja Sriwijaya yang berkuasa waktu itu Sangrama-Vijayottunggawarman. Selama beberapa dekade berikutnya, seluruh imperium Sriwijaya telah berada dalam pengaruh dinasti Chola. Meskipun demikian Rajendra Chola I tetap memberikan peluang kepada raja-raja yang ditaklukannya untuk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya.[55] Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya berita utusan San-fo-ts'i ke Cina tahun 1028.[56]
Faktor lain kemunduran Sriwijaya adalah faktor alam. Karena adanya pengendapan lumpur di Sungai Musi dan beberapa anak sungai lainnya, sehingga kapal-kapal dagang yang tiba di Palembang semakin berkurang.[57] Akibatnya, Kota Palembang semakin menjauh dari laut dan menjadi tidak strategis. Akibat kapal dagang yang datang semakin berkurang, pajak berkurang dan memperlemah ekonomi dan posisi Sriwijaya.[11]
Kerajaan Tanjungpura dan Nan Sarunai di Kalimantan adalah kerajaan yang sezaman dengan Sriwijaya, namun Kerajaan Tanjungpura disebutkan dikelola oleh pelarian orang Melayu Sriwijaya, yang ketika pada saat itu Sriwijaya diserang Kerajaan Chola mereka bermigrasi ke Kalimantan Selatan.[58]
Kawasan Sriwijaya dalam prasasti Tanjore
Nama kawasan Keterangan
Pannai Pannai
Malaiyur Malayu
Mayirudingam
Ilangasogam Langkasuka
Mappappalam
Mevilimbangam
Valaippanduru
Takkolam
Madamalingam Tambralingga
Ilamuri-Desam Lamuri
Nakkavaram Nikobar
Kadaram Kedah
Namun pada masa ini Sriwijaya dianggap telah menjadi bagian dari dinasti Chola. Kronik Tiongkok menyebutkan bahwa pada tahun 1079, Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-lo) raja dinasti Chola disebut juga sebagai raja San-fo-ts'i, yang kemudian mengirimkan utusan untuk membantu perbaikan candi dekat Kanton. Selanjutnya dalam berita Cina yang berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 masih mengirimkan utusan pada masa Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi, yang merupakan surat dari putri raja yang diserahi urusan negara San-fo-tsi, serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan, rumbia, dan 13 potong pakaian. Kemudian juga mengirimkan utusan berikutnya pada tahun 1088.[2] Pengaruh invasi Rajendra Chola I, terhadap hegemoni Sriwijaya atas raja-raja bawahannya melemah. Beberapa daerah taklukan melepaskan diri, sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.
Pada tahun 1079 dan 1088, catatan Cina menunjukkan bahwa Sriwijaya mengirimkan duta besar pada Cina.[59] Khususnya pada tahun 1079, masing-masing duta besar tersebut mengunjungi Cina.[59] Ini menunjukkan bahwa ibu kota Sriwijaya selalu bergeser dari satu kota maupun kota lainnya selama periode tersebut.[59] Ekspedisi Chola mengubah jalur perdagangan dan melemahkan Palembang, yang memungkinkan Jambi untuk mengambil kepemimpinan Sriwijaya pada abad ke-11.[60]
Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi[61] yang ditulis pada tahun 1178, Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia Tenggara terdapat dua kerajaan yang sangat kuat dan kaya, yakni San-fo-ts'i dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyatnya memeluk agama Budha dan Hindu, sedangkan rakyat San-fo-ts'i memeluk Budha, dan memiliki 15 daerah bawahan yang meliputi; Si-lan (Kamboja), Tan-ma-ling (Tambralingga, Ligor, selatan Thailand), Kia-lo-hi (Grahi, Chaiya sekarang, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka), Kilantan (Kelantan), Pong-fong (Pahang), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun daerah Terengganu sekarang), Ji-lo-t'ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Ts'ien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a (Sungai Paka, pantai timur Semenanjung Malaya), Lan-wu-li (Lamuri di Aceh), Pa-lin-fong (Palembang), Kien-pi (Jambi), dan Sin-t'o (Sunda).[6][13]
Namun, istilah San-fo-tsi terutama pada tahun 1178 tidak lagi identik dengan Sriwijaya, melainkan telah identik dengan Dharmasraya. Dari daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut, ternyata adalah wilayah jajahan Kerajaan Dharmasraya. Walaupun sumber Tiongkok tetap menyebut San-fo-tsi sebagai kerajaan yang berada di kawasan Laut Cina Selatan. Hal ini karena dalam Pararaton telah disebutkan Malayu. Kitab ini mengisahkan bahwa Kertanagara raja Singhasari, mengirim sebuah ekspedisi Pamalayu atau Pamalayu, dan kemudian menghadiahkan Arca Amoghapasa kepada raja Melayu, Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa di Dharmasraya sebagaimana yang tertulis pada prasasti Padang Roco. Peristiwa ini kemudian dikaitkan dengan manuskrip yang terdapat pada prasasti Grahi. Begitu juga dalam Nagarakretagama yang menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit, juga sudah tidak menyebutkan lagi nama Sriwijaya untuk kawasan yang sebelumnya merupakan kawasan Sriwijaya.

sumber : wikipedia.org

Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia.[2] Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi[14] ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.[14][15] Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada Jayakatwang.[16] Jawaban dari surat di atas disambut dengan senang hati.[16] Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing.[17][18] Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut disebutkan dalam Pararaton.[19] Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati.[18] Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.
Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala Gemet, yang berarti "penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta Italia, Odorico da Pordenone mengunjungi keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina.[20] Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.
Makam Putri Campa di Trowulan (foto diambil pada tahun 1870-1900)
Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja.[21] Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.[2][21]
Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mempersunting Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya.[22] Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam.[23] Tradisi menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya.[24] Kisah Pasunda Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman kemudian di Bali dan juga naskah Carita Parahiyangan. Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama.
Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung Malaya dan Maluku. Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka. Akan tetapi segala pemberontakan atau tantangan bagi ketuanan Majapahit atas daerah itu dapat mengundang reaksi keras.[25]
Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.[2]
Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.


Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina.[20] Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.
Makam Putri Campa di Trowulan (foto diambil pada tahun 1870-1900)
Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja.[21] Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.[2][21]
Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mempersunting Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya.[22] Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam.[23] Tradisi menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya.[24] Kisah Pasunda Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman kemudian di Bali dan juga naskah Carita Parahiyangan. Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama.
Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung Malaya dan Maluku. Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka. Akan tetapi segala pemberontakan atau tantangan bagi ketuanan Majapahit atas daerah itu dapat mengundang reaksi keras.[25]
Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.[2]
Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta.[5] Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.
Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.[26]
Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada 1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.[9]
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara.[27] Di bagian barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Sebuah tampilan model kapal Majapahit di Museum Negara Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia.
Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota kerajaan lebih jauh ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus memerintah di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dan mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 hingga 1519 dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa.
Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu pemerintahan[28]) hingga tahun 1527.
Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana.[29]
Menurut prasasti Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi [29] dan memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Daha dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi. Peperangan ini dimenangi Demak pada tahun 1527.[30] Sejumlah besar abdi istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman dari Demak akibat selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.
Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1527, kekuatan kerajaan Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit.[31] Demak dibawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China.
Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.[29]
Demak memastikan posisinya sebagai kekuatan regional dan menjadi kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di ujung timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian barat. Perlahan-lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke pegunungan dan ke Bali. Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini masih bertahan di pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru

sumber : wikipedia.org